Namun tahukan anda sebenarnya perasaan stres dapat di kelola oleh diri sendiri, sehingga setidaknya akan mencegah masalah berikutnya. Meskipun terkadang sulit dihindari, stres sebetulnya bisa dikelola dan dikendalikan, sehingga tidak sampai menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan fisik dan juga kejiwaan.
Pakar kesehatan jiwa Danardi Sosrosumihardjo mengatakan, setiap manusia sebetulnya memiliki karakter dan mekanisme pertahanan diri masing-masing. Hal ini pada akhirnya akan membentuk pola yang bersangkutan dalam menghadapi stres yang dialami.
Bila karakter yang dimilikinya positif dan mekanisme pertahanan diri yang digunakan tepat, maka individu tersebut bisa menghadapi stres dengan baik. Namun apabila terjadi kebalikannya, bisa menimbulkan rasa kecemasan atau ketegangan akibat stres.
“Dalam menjalani kehidupan, manusia akan terus bertumbuh, berpindah-pindah dan berinteraksi dengan orang lain. Menghadapi keadaan yang dinamis dalam kehidupan itulah, maka muncul mekanisme pertahanan diri dari tiap manusia.
Ada manusia yang memilih menggunakan mekanisme positif seperti menyikapinya dengan humor atau bertindak dengan kasih sayang, namun ada juga yang menyikapinya dengan menyalahkan orang lain atau diri sendiri," ungkap Danardi. Dalam menghadapi stres untuk menjaga kesehatan jiwa, setiap orang perlu mengenali cara mereka menyikapi suatu masalah dan mekanisme yang sering digunakan.
Manusia dikatakan sehat jiwanya apabila yang bersangkutan merasa sehat, bahagia, bisa menerima diri sendiri apa adanya, bisa menerima orang lain dan kondisi di sekitarnya apa adanya dan juga bersikap optimis. Namun apabila sudah mulai sering mengeluh, merasa tertekan, sering protes dan mengalami penurunan fungsi kognitif atau emosi, maka manusia tersebut bisa dikatakan sakit secara kejiwaan.
Danardi memaparkan, mekanisme defens atau pertahanan diri dapat dikatakan tidak sehat apabila menggunakan undoing (mogok, ngambek), menyalahkan diri sendiri, reaksi formasi (bertindak sebaliknya), isolasi (memisahkan tindakan dengan emosinya), atau regresi (kembali
berperilaku seperti masa lalu atau ketika kecil).
Mekanisme pertahanan diri ini tak jarang menyebabkan gangguan kesehatan secara fisik karena kebanyakan individu tersebut mengalihkannya kepada sakit fisik. Misalnya apabila seseorang mengungkapkan pusing menghadapi pekerjaan yang menumpuk, maka hal tersebut akan benar-benar terjadi dan membuat dia pusing saat menghadapi pekerjaan tersebut.
Sedangkan mekanisme defens yang sehat adalah altruism (bertindak dengan kasih sayang, beribadah), antisipasi (merancang, menyusun alternatif), humor (menyikapi masalah sebagai anekdot), sublimasi (mengganti dengan objek lain), dan supresi (menahan diri, menyembunyikan). "Seluruh mekanisme pertahanan diri ini bisa dipelajari dan bisa diarahkan ke arah karakter positif," ujar dia.
Usir Perasaan Stres Dengan Yoga
Selain mengelola stres melalui mekanisme pertahanan diri, sebetulnya ada banyak teknik yang bisa dicoba untuk membantu mengusir stres, salah satunya dengan berlatih yoga. Dikatakan Shanti Mendera, guru yoga yang mulai mempelajari yoga sejak tahun 2009, latihan yoga di mana meditasi berada di dalamnya bisa membuat seseorang lebih bersyukur, serta lebih bisa menerima apapun kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
“Latihan yoga bisa memberikan ketenangan batin. Kalau kita lebih tenang, otomatis akan terjauhkan dari stres atau gampang marah. Sikap tersebut juga bisa menyehatkan secara mental dan spiritual,” kata Shanti. Yoga juga bisa membantu seseorang melatih kesabaran.
Karena untuk bisa melakukan gerakan-gerakan yoga, dibutuhkan latihan yang teratur dan penuh kesabaran. Proses inilah yang pada akhirnya bisa membuat seseorang menjadi lebih sabar. Tidak hanya latihan yoga, jenis olahraga lainnya juga bisa membantu mengontrol stres.
Baca Juga : 6 Makanan / Minuman Yang Dapat Meredakan Stres
Syaratnya harus dilakukan dengan teratur minimal tiga kali dalam seminggu. Karena dengan berolahraga, hormon kebahagiaan akan dikeluarkan. Hormon inilah yang dapat membantu mengendalikan stres karena memunculkan perasaan senang dan nyaman.
Sumber : Media resmi Bpjs Kesehatan edisi xxv 2015
Sumber : Media resmi Bpjs Kesehatan edisi xxv 2015
Advertisement