Sel-sel darah putih limfosit dalam sistem limfatik bakal menolong pembentukan antibodi badan untuk memerangi infeksi. Namun apabila sel-sel limfosit B dalam sistem limfatik diserang kanker, sistem kekebalan badan penderita bakal menurun jadi rentan mengalami infeksi.
Penyebab serta Faktor Risiko Limfoma
Limfoma terjadi sebab adanya perubahan alias mutasi pada DNA sel-sel limfosit jadi pertumbuhannya menjadi tak terkendali. Penyebab di pulang mutasi tersebut belum diketahui dengan cara pasti. Namun ada berbagai faktor yang diduga bisa menambah risiko seseorang untuk terkena limfoma. Faktor-faktor risiko tersebut antara lain:- Usia. Sebagian besar limfoma Hodgkin terjadi pada pengidap yang berumur 15-30 tahun serta lansia di atas 55 tahun. Sedangkan risiko limfoma non-Hodgkin bakal meningkat seiring usia, terutama lansia berumur di atas 60 tahun.
- Faktor keturunan. Risiko Kamu untuk terkena limfoma bakal meningkat apabila Kamu mempunyai anak buah keluarga inti (ayah, ibu, alias saudara kandung) yang menderita tipe kanker yang sama.
- Pernah tertular virus Epstein-Barr alias EBV. Virus ini menyebabkan demam kelenjar. Orang yang sempat mengalami demam kelenjar lebih berisiko mengalami limfoma Hodgkin.
- Sistem kekebalan badan yang lemah, umpama sebab mengidap HIV alias memakai obat imunosupresan.
- Jenis kelamin. Limfoma lebih kadang menyerang laki laki dibandingkan dengan wanita.
Macam Macam Limfoma
Kanker ini bisa dikategorikan dalam dua jenis, yaitu limfoma Hodgkin serta non-Hodgkin. Perbedaan utamanya terletak pada tipe sel limfosit yang diserang kanker serta bisa diketahui melewati pemeriksaan di bawah mikroskop oleh dokter.
Limfoma digolongkan dalam tipe Hodgkin apabila dokter mendeteksi adanya sel tidak normal Reed-Sternberg dalam sel kanker. Sesaat limfoma tanpa sel tidak normal tersebut tergolong dalam kategori limfoma non-Hodgkin.
Limfoma non-Hodgkin lebih kadang terjadi dibandingkan limfoma Hodgkin. Diperkirakan kurang lebih 8 dari 10 permasalahan limfoma adalah tipe ini.
Diagnosis dan Stadium Limfoma
Menanyakan gejala-gejala yang dialami pasien adalah langkah awal penaksiran pada semua penyakit, tergolong limfoma. Riwayat kesehatan Kamu dan pemeriksaan fisik juga bakal Kamu jalani.
Apabila menduga Kamu mengidap limfoma, dokter bakal mengusulkan berbagai pemeriksaan alias tes untuk memastikan diagnosis. Langkah pemeriksaan tersebut meliputi:
- Tes darah dan urine. Melewati langkah ini, dokter bakal mengenal kondisi kesehatan Kamu dengan cara keseluruhan.
- X-ray, CT, MRI, dan PET scan.Inspeksi ini dipakai untuk menonton taraf penyebaran limfoma.
- Biopsi untuk mengambil sampel kelenjar getah bening yang membengkak dan sumsum tulang.
Gejala-gejala Limfoma
Gejala mutlak yang dialami pengidap limfoma merupakan tumbuhnya benjolan. Benjolan ini tak terasa sakit serta umumnya timbul pada leher, ketiak, serta selangkangan.Selain benjolan, ada berbagai gejala yang mungkin dirasakan pengidap. Indikasi-indikasi tersebut biasanya meliputi:
- Rutin merasa lelah.
- Berkeringat pada malam hari.
- Demam serta menggigil.
- Tidak jarang mengalami infeksi alias infeksi yang susah sembuh.
- Gatal-gatal di seluruh tubuh.
- Penurunan berat tubuh tanpa karena yang jelas.
- Tidak nafsu makan.
- Pembengkakan pada perut.
- Sakit perut.
- Batuk yang tak kunjung sembuh.
- Gangguan pernapasan.
- Sakit dada.
- Segeralah temui dokter apabila Kamu merasakan gejala-gejala tersebut. Walau mempunyai benjolan, bukan berarti Kamu tentu menderita limfoma, tapi disarankan untuk masih meperbuat pemeriksaan sedini mungkin.
Tingkatan / Stadium limfoma
Berikut ini merupakan klarifikasi pendek untuk stadium-stadium dalam limfoma.
- Stadium 1 – kanker menyerang salah satu kelompok noda limfa.
- Stadium 2 – kanker menyerang dua kelompok noda limfa alias menyebar ke satu organ di kurang lebih noda limfa, tapi hanya terbatas pada badan tahap atas alias bawah saja.
- Stadium 3 – kanker menyebar ke kelompok noda limfa dibagian atas serta bawah diafragma.
- Stadium 4 – kanker telah menyebar melewati sistem limfatik serta masuk ke organ alias sumsum tulang.
Cara Pengobatan Limfoma
Pengobatan limfoma bisa berbeda bagi tiap pengidap. Dokter bakal menentukan langkah yang paling baik untuk Kamu berdasarkan kondisi kesehatan, jenis, dan stadium limfoma Anda.Khusus untuk limfoma non-Hodgkin, tak semuanya membutuhkan penanganan medis secepatnya.
Apabila kanker yang Kamu idap tergolong tipe yang lambat berkembang, dokter mungkin bakal menyarankan untuk menantikan dan menonton perkembangannya terlebih dulu. Hinggaada limfoma non-Hodgkin stadium dini dengan ukuran mini yang bisa diatasi melewati mekanismepengangkatan pada saat bipilihan jadi pasien tak membutuhkan penanganan lebih lanjut.
Apabila limfoma Kamu membutuhkan pengobatan, langkahprimer dalam menanganinya adalah kemoterapi. Kemoterapi bisa diberbagi melewati infus alias obat minum. Tipe yang diberbagi oleh dokter tergantung pada stadium kanker yang Kamu derita. Terapi ini juga terkadang dikombinasikan dengan:
- Radioterapi.
- Obat-obatan steroid.
- Terapi biologis, contohnya obat rituximab. Obat ini bakal menempelkan diri pada sel-sel kanker kemudian merangsang sistem kekebalan badan untuk menyerang dan membunuhnya.
- Transplantasi sumsum tulang. Langkah ini diperlukan bagi penderita limfoma yang mengalami kerusakan sumsum tulangimplikasi kemoterapi takaran tinggi.
Di samping kegunaaan dan kemanjurannya, langkah-langkah tersebut juga mempunyaiimbas samping. Berbagaiimbas samping yanggenerik nya berpotensi dialami oleh penderita meliputi kelelahan, diare, mual, dan muntah.
BACA JUGA: CARI TAU YUK KENAPA OBET KOLESTEROL DAPAT TURUNKAN ANGKA KEMATIANSelain itu, penurunan sistem kekebalan tubuh, risiko ketidaksuburan, potensi munculnya kanker lain juga adalah komplikasiimbas samping dari pengobatannya. Risiko terjadinya penyakit lain juga mungkin bisa meningkat, contohnya penyakit jantung, ginjal, diabetes, dan katarak.
Begitulah ulasan tuntantas mengenai limfoma, Mulai dari pengertian Limfoma, Jenis dan stadium Limfoma, Cara pengobatan Limfoma. Semoga bermanfaat...
Reverensi: http://www.alodokter.com/limfoma
Advertisement